Sabtu, 13 Mei 2017

Mahasiswa dan Ngampus [Bagian 2] - Catatan Mahasiswa Cumaload


Mahasiswa dan Ngampus

- Catatan Mahasiswa Cumaload -

Risyad Abdala Ramadhan

Tulisan ini emang sengaja dikhususin buat para pemirsa dari seluruh pelosok negeri kayangan yang bentar lagi pada lulus SMA :D

Jujur saja dari dalam lubuk hati saya, saya bikin ini tulisan emang gara-gara terinspirasi dari pengalaman pas di awal-awal ngerasain ngampus, di mana banyak kali temen-temen, senior, dan ade-adean saya di negeri kayangan yang ngerasa kagak betah ngampus dan akhirnya gabut mau ngapain di sana. Tapi calm pemirsa, kali ini saya kagak bakalan bikin pemirsa yang bentar lagi lulus SMA galau lagi soal langkah seribu bayangan mau lanjut kuliah atau mau langsung nikah *eh.

Jadi, Bicara tentang "mahasiswa" dan "ngampus" memang hal yang sulit dilupakan jika kita lagi pikirin masa depan, kenapa demikian ya coba aja pemirsa search di google atau tanya temen-temen kayangan kalo lagi kuliah itu pasti udah harus ngerti dan paham tentang arti sejatinya mahasiswa dan kebiasaan pemirsa kalo ngampus mau ngapain, sudah beda mana yang ngampus dan mana yang masih sekolah. Saya kasih contoh deh buat pemirsa di pelosok kayangan, berikut hasil olah TKP berdasarkan hasil riset saya di dunia kayangan selama ini.

Hasil olah TKP
5 Hal Penting dari perbedaan mahasiswa dengan siswa :
  1. Mahasiswa harus berorientasi ke masa depan.
  2. Menjadi pribadi yang mandiri.
  3. Mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial.
  4. Kritis, itulah harga mati mahasiswa.
  5. Berpikir secara rasional.

Baca selengkapnya :

3. Mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial.

risyad abdala ramadhan
Perbedaan siswa dan mahasiswa akan sangat terlihat ketika nanti berhadapan dengan lingkungan baru, bagaimana kalian bisa beradaptasi, berkomunikasi apalagi ketika nanti sudah menjadi mahasiswa akan wajib untuk bisa berkomunikasi dengan lingkungan sosial di kampus. Mahasiswa perlu mengendalikan ego dengan baik agar mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan bisa diterima dengan baik oleh orang sekitar. Kemampuan adaptasi sosial inilah yang akan sangat membantu kehidupan mahasiswa, terutama saat bekerja sama di dalam organisasi, terlebih lagi saat memasuki dunia kerja.

Beginilah perbedaan mahasiswa dengan siswa ditinjau dari hasil olah TKP "Beradaptasi dengan lingkungan sosial" yang saya analisis selama-lama-lama-lamanya :

Siswa
- Mayoritas siswa bertempat tinggal di rumah orang tuanya sehingga tidak perlu banyak beradaptasi lagi dengan lingkungan sosialnya, lalu sebagian kecil akan beradaptasi dengan lingkungan sosial di sekolahnya.

Mahasiswa
- Ketika menjadi mahasiswa, mayoritas mahasiswa yang berkuliah jauh dari rumah orang tuanya akan lebih memilih untuk hidup di indekost, nah adaptasi awal yang akan dilakukan mahasiwa adalah mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial di sekitar indekostnya, setelah itu mahasiswa harus beradaptasi dengan lingkungan sosial di kampusnya.

4. Kritis, itulah harga mati mahasiswa.

risyad abdala ramadhan

Kata “kritis” memiliki maksud dimana mahasiswa tidak hanya menerima suatu hal dengan begitu lewat telinga saja, namun juga mempertanyakan sampai sejauh mana kredibilitas suatu hal tersebut. Seharusnya, bukan hanya sampai pada tahap mempertanyakan kredibilitas, namun sebagai seorang mahasiswa, kalian harus mampu membuktikan kredibilitas suatu hal dengan cara yang logis. Sebagaimana jika kita wajib membela NKRI harga mati sama halnya dengan kita memperjuangkan sifat kritis kita sebagai seorang mahasiswa yang merupakan generasi penerus negeri kayangan.

Beginilah perbedaan mahasiswa dengan siswa ditinjau dari hasil olah TKP "Kritis, itulah harga mati mahasiswa" yang saya analisis selama-lama-lama-lamanya :

Siswa
- Mayoritas siswa akan cenderung menerima pelajaran apa adanya tanpa mempedulikan kredibilitas apakah pendapat atau hasil riset dalam buku itu sudah sesuai apa belum, karena mayoritas siswa akan lebih menerima karena jika mempertanyakan maka cenderung takut ditertawakan atau di marahi oleh gurunya.

- Dalam organisasi di sekolah seperti OSIS, MPK, Pramuka atau eskul, peran kritis atau bisa di analogikan bersuara dalam organisasi masih sangat minim dan belum banyak terlihat, karena secara alamiah atau kondisi mental seorang siswa masih belum mengarah kesitu dan jalannya roda organisasi sekolah pun masih berjalan dan dimbing oleh dewan guru sehingga gerak siswa lebih terbatas.

Mahasiswa
- Sebagai seorang mahasiswa, mempertanyakan kredibilitas apakah pendapat atau hasil riset buku yang dipakai dalam pembelajaran kuliah adalah hal yang biasa, bagaimana peran buku yang dijadikan sebagai pedoman mampu memberikan solusi dalam pembelajaran dalam kelas, maka jangan heran ketika kalian nanti sudah menjadi mahasiswa akan menemukan banyak buku dalam 1 pelajaran atau mata kuliah sebagai penguat pendapat aspirasi jika dalam forum diskusi kelas.

- Dalam organisasi di kampus seperti bem, bemj, dema, himpunan bersuara dengan kritis untuk menilai roda jalannya organisasi sebagai seorang mahasiswa adalah suatu hal yang wajib dan sangat vital dalam baik atau buruknya organisasi tersebut, karena berbeda dengan organisasi di sekolah yang cenderung dibatasi oleh dewan guru, organisasi di kampus sudah memiliki arah yang jelas walaupun masih di bawah koordinasi dengan pihak kampus, tapi orang yang berada dalam organisasi tersebut lah yang memiliki peran penting dalam baik atau buruknya organisasi tersebut. Terbayangkan jika mahasiwa tidak kritis dan apalagi tidak sama sekali bersuara, maka organisasi akan tidak berjalan.

5. Berpikir secara rasional.

risyad abdala ramadhan

Mahasiswa seharusnya sudah mampu berpikir secara rasional. Apa artinya ? mahasiswa itu harus mampu menghadapi dan memecahkan segala macam permasalahan secara logis, bahkan sebagai seorang mahasiswa yang memiliki prinsip ia tidak akan mengambil tindakan yang jelas-jelas hanya akan merugikan dirinya dan orang lain. So, jadilah mahasiswa yang bermanfaat bagi sesama.

Beginilah perbedaan mahasiswa dengan siswa ditinjau dari hasil olah TKP "Berpikir secara rasional" yang saya analisis selama-lama-lama-lamanya :

Siswa
- Mayoritas siswa dalam menentukan atau menyelesaikan masalah baik disekolah maupun luar sekolah cenderung masih mengikuti hawa nafsunya atau ego nya sendiri. Bisa dilihat dari siswa yang masih sering nongkrong-nongkrong gak karuan, yang tidak menghasilkan suatu hal yang bermanfaat.

Mahasiswa
- Ketika menjadi mahasiswa, mayoritas mahasiswa akan lebih dewasa dalam menentukan atau menyelesaikan suatu masalah,ini dikarenakan dari lingkungan dan teman pergaulannya itu akan mencetak karakter mahasiswa tersebut. Positifnya jika kita bergaul dengan teman yang baik maka kita insya allah akan ketularan baik, ini juga yang akan mempengaruhi tindakan kita apakah rasional atau cenderung irasional dalam memikirkan atau bertindak dalam suatu hal. Negatifnya, bisa sebaliknya kita akan bertindak irasional dan cenderung akan merugikan orang lain, maka hati-hatilah dalam memilih teman di dunia kampus.




Akhir cerita, petiklah pengalaman penting dari kehidupan kalian di masa SMA ambilah yang baik dan perbaikilah yang buruknya, ketika kalian nanti akan mengenal dunia kampus, kehidupan di awal masa kuliah itu lah yang menurut saya penting banget buat nentuin kehidupan kuliah seorang mahasiswa secara keseluruhan. Makanya, dimanfaatin tuh kesempatan yang luas untuk menimba pengalaman di masa SMA. Selamat menempuh kehidupan baru di dunia kampus, HIDUP MAHASISWA ! 


End